Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Agar Tidak Nawang Sinawang : Membangun Rasa Lapang





Sejatine urip kuwi mung sawang sinawang” yang kurang lebih artinya hakikat hidup hanyalah persoalan bagaimana seseorang memandang/melihat sebuah kehidupan. Berhubungan dengan filosofih jawa tersebut. Mungkin kata lainnya, yaitu terka menerka apa yang orang lain rasakan dalam hidupnya.

Keahlian alamiah yang terdapat pada diri manusia. Menerka. Mengapa demikian? Karena keterbatasan ilmu yang dimiliki seorang insan membuatnya mampu melakukan ini. Jadi pekerjaan terka menerka menjadi sangat mudah. Tanpa harus di perlu dilatih kita memang meliki instiusi ini. Atau bisa dikatakan kemampuan untuk menganalisis.

Mari kita terka apa sebenarnya yang muncul dalam pikiran jika seroang lak-laki tua yang berjalan tiada arah, kelelahan, sendirian. Atau melihat seseorang yang memilki keluasan waktu untuk melakukan apa yang diinginkan tanpa harus bersusah-susah, setiap yang diinginkan pasti dapat.

Lain lagi juga pikiran kita bermain peran jika melihat seorang anak yang berjalan-jalan tanpa pengawasan orang tuanya, berkendaraan sendirian yang sepertinya diusianya belum tepat untuk mendapatkan ijin tersebut.

Silakan coba menerka apa sebenarnya yang terjadi pada latar belakang hidup mereka.

Pikiran kita memproduksi perkiraan terhadap situasi dan keadaan yang orang lain. Lantas membandingkan dengan hidup kita. Dan tidak banyak juga yang melihat hidup orang lain lebih berwarna dan indah dibandingkan dengan hidup yang mungkin kita rasa memiliki begitu banyak permasalahan. Jalan yang kita lalui begitu berliku, sedangkan orang lain bergerak mudahnya untuk mencapai sesuatu yang ia ingin capai atau tanpa dia berpikir untuk mencapainyapun Tuhan sudah begitu mudah menghadirkannya.

Karena biasanya keruwetan hidup kita membuat kita mulai berpikir, menerka, membandingkan bagaimana hidupnya orang lain. Mungkin rasanya beda jika kita membadingkan dengan kehidupan yang lebih malang dengan keadaan yang kita rasa.

Ya itulah kehidupan. Harusnya memang kita tahu persis dengan apa latar belakang hidup seseorang. Dan mengapa terjadi. Bisa jadi hal yang kita rasa sangat jauh dari apa yang kita terka. Kalaupun tepat pastinya sangatlah berbeda.

Dan semoga Allah memberikan instusi untuk kita agar berpikir tepat dalam menghadapi godaan Nawang sinawang. Karena kadang jauh lebih berat untuk menghitung nikmat yang sering tidak kita rasa. Itulah yang harusnya kita istighfari.

“.. Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (ni’mat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (ni’mat-Ku), maka sesunguhnya azab-Ku sangat pedih”

(Q. S. Ibrahim : 7)