Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Menulis sebagai Terapi Jiwa: Penyembuhan Melalui Kata-Kata


 

Banyak beban yang terasa saat menjalani kehidupan. Tidak gampang untuk mengekpresikan segala rasa yang muncul dari aktivitas sehari-hari, misalnya marah, sedih, khawatir atau gugup. 

Karena tidak semua orang itu mampu untuk menyampaikan apa yang ada dalam dada dan pikirannya. Dan tidak semua orang punya orang yang bisa ia percayai sebagai tempat berbagi rasa. 

Apalagi kalau menurut saya, semua orang juga punya masa-masa ujian yang juga sedang mereka jalanin. 

Lantas bagaimana? Membiarkan diri tenggelam dalam rasa-rasa yang kurang nyaman, bahkan kalau menurut saya rasa bahagia juga perlu disharingkan. Karena itu membuat diri kita lebih berarti.

Salah satu cara yang ampuh buat saya adalah dengan menulis. Menulis adalah jalan menuju penyembuhan jiwa yang seringkali terabaikan. Kegiatan simple ini bisa meredakan stress, mengobati luka batin dan pemulihan. 

Kalau ada istilah biarkan waktu akan menyembuhkan. Menulis juga jalan lain untuk mempercepatnya. Dalam artikel ini, kita akan menjelajahi bagaimana menulis dapat menjadi alat yang kuat untuk merawat jiwa kita.

1. Mengekspresi Diri Juga Emosi Dengan Mudah

Meraba dan mengenali rasa apa yang kita sedang rasakan. Terkadang kita tidak mengenali, apakah kita sedang marah, kecewa atau lainnya. 

Karena tidak semua bisa diungkapkan kepada orang lain tentang apa-apa yang kamu rasa. Rasa emosi yang ditulis, seperti memberitahukan apa-apa yang sedang kamu rasa.

 Ini membantu kita merasa lebih lega dan dapat meredakan tekanan emosional yang terpendam.

2. Menceritakan Pengalaman

Yang saya rasakan setelah banyak menyampaikan hal dengan menulis baik dipublish maupun hanya buku tulis sederhana, ada jeda diantara pikiran-pikiran kita adalah waktu merenung. 

Mencari apa-apa yang baik dari hal yang tidak baik kita rasakan. Istilahnya, hikmahnya apa? Ada kemudahan untuk menemukan hikmah. 

Pengalaman dalam menghadapi situasi, dan menceritakan kembali untuk menjadi pelajaran bagi orang lain. Karena banyak sekali dari masa ke masa, tulisan orang hebat saat mengalami keterpurukan, mampu bangkit kembali. 

3. Menghadapi Trauma dan Keterpurukan

Bagaimana menulis menghadapi trauma, sedangkan menuliskan akan mengingatkan kembali. Menulis ini bisa kamu lakukan mengeluarkan trauma pada sebuah kertas. 

Hal-hal yang tidak enak. Lalu, bakar tulisan kamu sebagai simbolis masa keterpurukan telah mampu hilang dari hidup kita. Atau dengan menulis biasanya kita akan mampu menemukan cara penyembuhan dengan cara sendiri.

4. Peningkatan Kreativitas dan Daya Pikir

Awal-awal menulis, kita akan mengalami stagnan karena kosa kata yang terbatas. Saat kamu mengalaminya, teruskan saja. 

Jangan berharap sempurna, karena itu adalah sebuah proses. Kegiatan ini akan memicu kreatifitas dan daya pikir. Akan terasa berjalannya waktu. Otak akan terlatih. 

Selain membantu untuk healing, menulis secara konsisten mampu memberikan skil terbaru buat kamu.

5. Bukti Perjalanan Hidup

Membaca kembali apa yang kita tulis di masa lalu juga dapat menjadi sumber dukungan emosional. Ini adalah bukti konkret dari perjalanan kita dan bukti bahwa kita telah mengatasi banyak tantangan dalam hidup. 

Ini dapat memberikan kita kepercayaan diri dan dorongan untuk melanjutkan.

7. Menghubungkan dengan Orang Lain

Banyak seseorang yang mempublish tulisannya, sepertinya akan mudah terhubung dengan yang orang banyak. 

Menulis membuat ikatan emosional. Apalagi dengan orang-orang yang mengalami hal yang sama. Selamat kamu dapat menginspirasi buat orang lain.

Dan itu bagian dari kebaikan. Dengan syarat buatlah tulisan tentang kebaikan bukan sebaliknya. 

Menulis adalah alat yang kuat untuk healing jiwa. Cobalah, saat dada terasa berat dengan banyaknya emosi jiwa. Luangkan waktu. untuk investasi kesehatan mental dan emosional kamu.